Mau Jadi Penulis? Bersabarlah

Sebagaimana mengelola bisnis dari rumah yang membutuhkan kesabaran, menjadi penulis pun membutuhkan kesabaran pula. Tidak ada yang namanya instan menjadi penulis dengan cepat, ada proses menjadi di sana, setahap demi tahap, nikmatilah proses tersebut. Nasehat sederhana ini saya tuliskan di sini didasari oleh interaksi dengan para penulis baru yang sok, yang mungkin saja didasari oleh ketidaktahuanya di dunia bisnis tulis menulis,.

Di Bisnis menulis yang saya kelola dari rumah, saya menerbitkan tulisan para penulis pemula melalui event menulis ramai-ramai yang oleh para sahabat disebut antologi. tujuan saya mengadakan event ini agar para penulis sadar bahwa dia memiliki kemampuan untuk menulis, dan segera berkomitmen menulis secara solo [menulis buku sendiri, tidak ramai-ramai].

Di era sekarang ketika trend Print On demand mengambil alih sebagian bisnis penerbiatan buku, sebuah era yang mempermudah siapapun menjadi penulis. Lebih bagus lagi karena ada sebuah self publishing yang bersedia melayani penulis baru secara total dengan bendera Afsoh publisher.

Saran saya sebagai penulis indie seperti Anda yang memulai karir nya sebagai penulis baru, berkorbanlah. Ada istilah jer basuki mawa bea, apa yang harus dikorbankan? Jawaban saya : korbankan segalanya untuk menjadi penulis. Apabila anda total melakukan sesuatu maka total pula yang Anda dapatkan nantinya.

Total yang Anda dapatkan misalnya, naskah Anda diangkat ke layar lebar oleh seorang sutradara yang tertarik membaca tulisan Anda. Ketertarikan sang sutradara pasti karena telah mengetahui kualitas Anda sebagai penulis, kualitas komitmen Anda, sebuah kualitas yang dimiliki oleh penulis dalam waktu yang tertentu, bukan kualitas dari penulis yang sukses menerbitkan ratusan Antologi di penerbit indie saja. Saran saya, sambil Anda ikuti event menulis di Antologi, tulislah sendiri buku Anda.